Foto: www.sujiwotejo.com |
Judul artikel ini adalah pernyataan dari seorang budayawan Indonesia, Sujiwo Tejo, pada acara favorit saya, Mata Najwa, episode Teropong Politik yang tayang pada Rabu, 08 Januari 2014.
Sebuah pernyataan yang seketika berubah menjadi pertanyaan dan menggugah rasa ingin tahu, mengapa demokrasi bisa dikatakan sebagai klenik.
Mencoba memahami pemikiran seorang budayawan yang sempat menjadi wartawan di harian kompas selama 8 tahun itu, berikut adalah hasil penelusuran yang saya lakukan dengan mengajukan pertanyaan ke mbah yang seba tahu, Mbah Google.
Apa itu kenik ?
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, klenik diartikan mistik, sebagai sebuah kegiatan perdukunan dengan cara-cara yang sangat rahasia dan tidak masuk akal, tetapi dipercayai banyak orang dengan mempersembahkan harapan-harapan mereka.
Apa itu Demokrasi ?
Demokrasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan (1) Bentuk atau system pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya; (2) Gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara.
Pada acara tersebut pula, Agus Hadi Sudjiwo, mengatakan yang intinya Bagaimana Mungkin Kebenaran itu ditentukan oleh suara terbanyak ?
Kebenaran Sejati/ Hakiki ?
Kebenaran Hakiki menurut Al-Ghazali adalah pengetahuan yang diyakini betul kebenarannya, tak terdapat sedikitpun keraguan di dalamnya. Kata-nya : “Jika ku ketahui sepuluh adalah lebih banyak dari tiga dan orang yang mengatakan sebaliknya dengan bukti seajaib tongkat yang dapat dirubah menjadi ular dan itu memang terjadi dan kusaksikan sendiri, hal itu tak akan membuat aku ragu terhadap pengetahuan bahwa sepuluh lebih banyak dari tiga; aku hanya akan merasa kagum terhadap kemampuan orang tersebut. Sekali-kali hal itu tidak akan membuat aku ragu tehadap pengetahuanku” (al-Ghazali, al-Munqidz min adh-Dhalal, hal. 4-5).
Kesimpulan
Memahami pemikiran seorang Sujiwo Tejo bahwa Demokrasi adalah Klenik, berarti harus mengarungi bengitu luasnya lautan ilmu yang juga begitu sulit untuk ku pahami.
Tapi, dengan keyakinan berdasarkan sedikitnya ilmu yang bias ku pahami, cukup juga untuk mengatakan bahwa “Sangat Setuju Dengan Pernyataan itu”.
Demokrasi – Kebenaran – Suara Terbanyak
Dalam demokrasi, kebenaran adalah berdasarkan suara terbanyak. Maka tidak heran jika hari ini kita melihat begitu carut-marutnya Negara tercinta ini seolah-olah tidak diurus atau dibiarkan saja. Bayangkan, Pemimpin kita (Presiden, DPR, Gubernur, Bupati dan Walikota) dipilih berdasarkan kebnaran yang diyakini oleh masyarakat yang rata-rata pendidikannya adalah 5,8 tahun atau tidak lulus SD.
0 Response to "Demokrasi Itu, Klenik ?"